
Bupati Agam H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah kembali
bertegas-tegas. Ia menyatakan, pariwisata Agam bebas aroma maksiat,
seperti ditegaskannya dalam pembicaraan dengan Komapos.com, via ponsel
Kamis (4/12).
Untuk mewujudkannya, ia berharap para pemuka
masyarakat di tingkat nagari mendukung tekad Pemkab Agam tersebut.
Karena, tanpa dukungan dari pemuka masyarakat dan anak nagari, akan
sulit bagi Pemkab Agam untuk mewujudkannya.
Logikanya menurutnya,
para pemuka masyarakat bersama anak nagari yang paling mengetahui
perbuatan maksiat yang dilakukan oknum di nagari mereka masing-masing.
Karena itu, harus ada payung hukum yang tegas untuk panduan bagi anak
nagari melakukan tindakan pemberantasan maksiat di objek wisata.
“Kami
sangat mendukung masing-masing nagari di Agam untuk membuat peraturan
nagari tentang pemberantasan penyakit masyarakat,” ujarnya.
Di
nagari sudah ada lembaga Parik Paga Nagari, juga sudah dibentuk Polmas,
sebagai mitra polisi untuk menciptakan suasa tertib dan aman di tengah
masyarakat.
“Kini tinggal lagi memberdayakan mereka, sehingga mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi mereka,” ujarnya pula.
Objek
wisata paling banyak dimanfaatkan para pelaku Pekat untuk melakukan
perbuatan mesum adalah Maninjau (Kecamatan Tanjung Raya). para pasangan
mesum melakukan praktek mesum di penginapan dan home stay yang ada di
tepian Danau Maninjau.
Kini suasana ramainya praktek prostitusi di
kawasan itu mulai lengang,berkat gencarnya pihak Satpol PP Agam
melakukan operasi pemberantasan maksiat.
Ke depan, Indra Catri
berharap agar upaya pemberantasan maksiat tetap diintensifkan, terutama
di kawasan objek wisata andalan Agam.
“Pariwisata tanpa maksiat adalah harga mati buat Agam,” ujarnya bertegas-tegas. (Mzn)
sumber : komapos.com
Posting Komentar