Kota Bukittinggi yang
digadang-gadangkan sebagai kota kesehatan, ternyata tidak ditopang
oleh sumber daya manusia (SDM) yang mendukung, sehingga terjadi komplin
dari masyarakat. Setidaknya itulah yang terjadi di Puskesmas Perkotaan
Bukittinggi, Sabtu (22/12) sekitar pukul 11.00 WIB.
Penyebabnya adalah gara-gara
para petugas di Puskesmas Perkotaan Bukittinggi tidak mau melayani
pengurusan surat keterangan kesehatan. Dengan alasan aktifitas kantor
sudah tutup, beberapa masyarakat terpaksa “gigit jari” dan mengurus
surat keterangan kesehatan dokter swasta yang biayanya jauh lebih
mahal.
Menurut Son dan Rizki,
keduanya sengaja mendatangi Puskesmas Perkotaan Bukittinggi untuk
mengurus surat keterangan kesehatan untuk mendapatkan SIM di Polresta
Bukittinggi. Mengingat waktu itu masih pukul 10.30 WIB, dan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Bukittinggi tutup pukul 12.00 WIB, maka
keduanya mendatangi Puskesmas Perkotaan yang terletak di Tengah Sawah
Bukittinggi.
Namun apa yang terjadi?
Justru di saat sejumlah petugas Puskesmas Perkotaan sedang
santai-santai, ternyata tidak satu pun petugas membantu keduanya untuk
mendapatkan surat keterangan kesehatan dari Puskesmas Perkotaan
Bukittinggi yang dipersiapkan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
tersebut.
Berbagai upaya telah
dilakukan Son dan Rizki agar petugas mau membantu keduanya untuk
mendapatkan surat keterangan kesehatan. Sebab, selain dibutuhkan untuk
membuat SIM, keduanya tahu bahwa sesuai aturan aktifitas Puskesmas
harusnya ditutup pukul 12.00 WIB.
Dengan alasan dokter tidak
ada serta petugas terkait sedang mengikuti acara HUT Bukittinggi,
beberapa petugas di Puskesmas Perkotaan Bukittinggi itu tetap tidak mau
melayani, sehingga keduanya terpaksa datang ke dokter swasta untuk
mendapatkan surat keterangan kesehatan dengan biaya yang lebih mahal.
“Bukittinggi sebagai kota kesehatan hanya lips servis saja. Buktinya,
jam 11.00 saja pasien tidak dilayani,” sesalnya.
Kepala Dinas Kesehatan
Bukittinggi, Sofia Dasmuli, sangat menyesali kelalaian yang dilakukan
stafnya di Puskesmas Perkotaan, sehingga diharapkan tidak berdampak
negatif kepada kinarje Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bukittinggi secara
keseluruhan yang saat ini berupaya keras menjadikan Kota Bukittinggi
sebagai kota kesehatan.
“Sesuai dengan aturan, pelayanan
Puskesmas di Bukittinggi pada hari Sabtu tetap berjalan hingga pukul
12.00 WIB. “Tapi kenapa ada pasien tidak dilayani saat datang pukul
pukul 11.00 WIB, ini jadi pertanyaan yang perlu saya telusuri. Yang
jelas, atas kejadian ini saya minta maaf,” jelasnya.
sumber : padang ekspress
Posting Komentar