Headlines News :
Home » » Saatnya Petani Sumbar Bangkit

Saatnya Petani Sumbar Bangkit

Written By berita agam on 17 Januari 2012 | 10:32:00 AM

Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang (Ikamaja) Sumbar, Emil menyebut, sudah saatnya petani Sumbar bangkit dari pola-pola tradisonal ke sistem pertanian modern. Sebab, secara geografis, ketersediaan lahan dan hampir 75 persen dari jumlah penduduk di Ranah Minang, berpfrofesi sebagai petani. Sehingga, menjadi hal mustahil, jika petani tidak mampu untuk bangkit apabila menggunakan pola-pola modern demi mencapai hasil maksimal.

Selama ini, menurut Emil, petani menghabiskan waktu, tenaga dan uang relatif besar untuk usaha tani yang dirintisnya. Namun, hasilnya kadang masih belum maksimal. Hal itu lebih disebabkan pada pola penggarapan yang masih menggunakan peralatan tradisional seperti cangkul, kerbau dan tenaga manusia, dalam mengola sepetak sawah, kebun atau ladang.
“Petani kita harus bangkit. Kita harus bisa merubah pola dari meneruskan cara-cara tradisional dengan beralih ke sistem pertanian modern. Dengan begitu, petani bisa menghemat biaya, energi serta waktu demi pencapaian hasil maksimal,” ungkap pria yang pernah magang pertanian selama 2 tahun di Jepang itu.

Disebutkan Emil, jika melirik ke negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam atau Philipina, sudah sangat lama petani mereka menggunakan alat-alat moderen. Mulai dari mesin pengolah semak-belukar, pengolah tanah, mesin menanam, menyemprot hingga mesin pemanenan sudah jadi perlatan standar kerja.

“Mesin-mesin pertanian itu sebenarnya sangat lengkap. Mulai dari pengolahan tanah sampai panen, mesinnya ada. Jika menggunakan alat mekanisasi pertanian itu, kita hanya butuh satu orang tenaga kerja sehingga biaya bisa ditekan. Selain itu, alat mekanisasi pertanian tersebut juga sudah ramah lingkungan yakni produk buangannya bisa dijadikan bahan baku kompos,” urainya optimistis petani Sumbar mampu bangkit.

Dipinjami Mesin Panen Padi

Sebagai bukti bahwa mesin seperti itu benar-benar ada, Emil menyebut, dalam waktu dua atau tiga hari ke depan, salah satu produsen alat pertanian bersedia meminjamkan mesin panen padi selama beberapa pekan. “Kita buktikan, petani Sumbar mampu untuk merubah pola ke arah modern,” tegasnya.

Mesin panen padi (kombinasi) yang dipinjamkan produsen alat pertanian itu, terangnya, mempunyai sejumlah kelebihan. Seperti, hanya dijalankan oleh satu orang. Kemudian, bisa panen padi berhektare-hektare dalam sehari, jumlah butiran padi terbuang hampir tidak ada, lansung ada perontok, kipas hingga dimasukkan ke dalam karung dalam kondisi bersih. ”Karung yang sudah berisi butiran padi yang bersih itu, langsung dalam kondisi telah diikat dalam sebuah karung. Sedangkan padi amponyo juga sudah dipisah,” terangnya.

”Satu lagi, petani tidak perlu merambah tunggua jerami. Sebab, mesin kombinasi itu akan memotong batang padi sejak dari pangkalnya di dasar tanah, lalu langsung dicincang sehingga jerami itu bisa kembali menjadi kompos. Jerami diikat-ikat juga bisa. Pokoknya hebat,” tuturnya seputar mesin yang akan dipinjamkan itu.

Jika petani Sumbar telah beralih ke sistem modern, maka petani tidak perlu lagi menghabiskan waktu lebih lama di kebun, sawah dan ladang mereka. Tentunya, biaya dan tenaga yang dikeluarkan juga lebih sedikit.

”Petani kita nantinya juga bisa berpakaian lebih bagus jika hendak ke sawah, tidak seperti selama ini yang sudah sering kita saksikan,” jelasnya. 

[padang-today.com]
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Berita Agam | Kabupaten Agam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Abu Rasyid
Proudly powered by Blogger