
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Agam Syafirman Aziz, SH, kepada koran ini kemarin menyebutkan. Dikatakan penelitian yang dilakukan oleh tim geologi di kawasan itu terutama dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh tentang keberadaan struktur tanah di kawasan itu.
"Jadi hasil penelitian itu nantinya akan dijadikan sebagai bahan kajian, untuk menentukan langkah apa yang akan dilakukan untuk menyikapi kerawanan longsor di kawasan itu. Karena, seperti diketahui, lokasi tebing yang terdapat di kawasan itu selama ini tergolong sangat labil, sehingga sering menyebabkan terjadinya longsor," ungkapnya.
Informasi yang dihimpun koran ini dari sejumlah pihak diketahui, peristiwa longsor yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa di sekitar kawasan Ambacang, tidak hanya terjadi kali ini saja.
Sebelumnya dua warga Malalak yang sedang melintas tidak jauh dari kawasan itu juga sempat terkubur hidup-hidup akibat longsor yang terjadi.
"Makanya kita berharap agar kerawanan longsor yang terjadi di kawasan itu bisa menjadi perhatian serius oleh pihak terkait. Mungkin bisa saja jalan itu dialihkan saja ke jalur lain, atau dengan cara membangun jembatan baru. Tapi tentunya pemerinta lebih tahu bagaimana jalan terbaiknya," ungkap Dt Manchudum, anggota Komisi II DPRD Agam.
Di sisi lain, kasus tewasnya Sekcam Malalak Kabupaten Agam Arman Dt Marajo akibat tertimbun longsor di kawasan Ambacang Malalak Timur Kecamatan Malalak, juga mendapat perhatian khusus dari Bupati Agam, Indra Catri. Buktinya, meski masih mengikuti orientasi kepala daerah di Jakarta, namun orang nomor satu di Kabupaten Agam itu langsung memutuskan minta izin dan selanjutnya bertolak ke rumah Duka di Kecamatan Tilatang Kamang.
"Pangkat almarhum juga langsung dinaikkan dari 3D menjadi 4A, hal itu merupakan apresiasi dari pemerintah atas dedikasi almarhum selama ini," ungkap Syafirman Aziz.(*)
Posting Komentar